Minggu, 22 September 2013

Menjelang kepergian Tiara

   Suasana pagi yang begitu nyaman membuat saya bergegas untuk bangun, karena teringat Tiara. Kebetulan hari ini saya libur jadi selesai mandi saya lengsung meluncur ketempat Tiara. Waktu itu pukul 8.30 pagi. Ternyata Tiara lagi sarapan, karena ada tawaran geratis saya pun langsung melahap nasi goreng buatan Tiara, karena kebetulan dia masih dalam suasana cuti. ( tapi emang Tiara rajin masak lho,,enak lagi hehehe ). Kalau kerja pun dia sempatin untuk masak dulu.
" Ra,, tadi malam kamu ketemu Rio ya?"
" Iya,, Rio sms ke kamu kan? aku mau cerita sama kamu ni bik jum"
" Mulai dah panggilan itu lagi,,, ayo-ayo ceritanya dimulai. ku mau dengar hahaha " Biar suasana tidak tegang.
" Mas Rio mau ngajak aku lari, meninggalkan keluarga, pekerjaan, sahabat, dan segalanya. dan kita akan memulai hidup baru yang mungkin berawal dijakarta."
" Terus-terus" sambil menyuapkan nasi goreng
" Terus??! yaa,, aku sedikit takut tapi boleh juga, jujur aku masih sayang banget sama Mas Rio. dan tak akan pernah tergantikan dengan yang lain, sekalipun aku akan menikah atau menemukan laki-laki lain. Mas Rio mendapatkan tempat yang paling indah di hati ku bik Jum.
" hmm,,, kamu yakin mau??"
" Begini, dia mau ikut ke agama ku tapi aku jelaskan kedia, dulu keluarga ku pernah ngomong walaupun Rio masuk islam mereka tak mau menerima pernikahan kami. itu lah yang aku jelaskan ke Rio. Naah dari itu Rio bilang kita hidup menjauh dari mereka dan memulai hidup baru tanpa siapa pun yang tau. Gila sih sebenarnya"
" Weleh Ra,,, aku cuman khawatir sama kamu. takut kenapa-napa. kalau tiba-tiba dia berubah pikiran siapa yang mau nolong kamu??"
" Aku yakin dengan cinta dan kasih sayangnya Rio yang sudah 6 tahun ini dia korbankan ke aku"
" Terus kamu mau ikutin ajakan Rio??"
" Itulah yang sulit bagiku, tanpa seorang ibu aku tak bisa melihat dunia dan bertemu Rio seperti sekarang, tapi malah sekarang aku harus ninggalin dia, apa itu bukan durhaka namanya?."
" Iya sih, terus kamu mau cari pacar baru "
" Bik Jum,, g semudah itu. Aku tidak akan mencari laki-laki lagi, biarlah jodoh itu datang sendiri dan memintaku untuk menjadi istri bukan pacar. Itupun kalau ada izin dari Tuhan"
" Aminnnn semoga jadi kenyataan ya nyot,,,"
" Tapi Riolah yang selalu dihati ini."
" Ra,, tolong kamu jaga kesehatan ya, aku g mau kamu kenapa-napa karena masalah ini. kasian,, mana badan mu udah turun lagi, g tega tau ngeliatnya."
" Biar aku mati demi dia Jum"
" Gila kau, terus kau pikir Rio akan tenang.? Tidak Ra"
Tiara terdiam dan menyeka air matanya, saya tau Tiara masih dalam suasana sedih sekarang. Dan saya tidak yakin kalau Tiara akan melupakan semua ini dengan cepat, dan mungkin dia sudah mati rasa dengan laki-laki lain selain mas Rio. Hadooohhh,,,, kasiaaan bagnet ngeliat kamu Tiara. Saya juga g tau harus bersikap gimana, semua keputusan ada ditangan mereka berdua. Tuhaaannnn,,,,
    
   Pikiran saya benar, semakin hari kesehatan Tiara semakin menurun. Dua minggu telah berlalu dari kejadian itu. Tiara tidak pernah bertemu Rio lagi tapi, mereka masih berkomunikasi melalui sms yang seringnya saya lihat. Tiara sudah tak memikirkan pekerjaannya lagi, karena tidak berkonsentrasi. Keadaan Tiara yang seperti ini terdengar ketelinga keluarganya di Pekan Baru. Tiara diminta untuk pulang dan meninggalkan pekerjaan oleh keluarganya. Pada minggu ke tiga Tiara mengambil keputusan untuk resign. Dan dia masih punya cuti 1 minggu untuk persiapan packing di dorm dan menyelesaikan segala administrasi di HRD tempat dia bekerja. Dan Tiga hari sebelum jadwal tiket pesawat, Rio datang dan menjenguk Tiara. Karena keadaan Tiara yang tidak memungkinkan untuk berkemas-kemas, Saya ambil cuti tiga hari untuk membantu Tiara di dorm dan mengurus makannya selama dia belum pulang ke kampungnya. Selama dua hari ini Rio hanya merawat Tiara dan ternyata dia pun ambil cuti hingga Tiara berangkat nanti. Tiara tidak mau diajak berobat, hanya mau beristirahat di kamar,"cukup dengan banyak minum". Kata Tiara. Padahal keadaanya sangat memprihatinkan. Saya juga bingung, karena Tiara tidak mau diajak check Up, untuk tau penyakitnya saja dia tidak mau. 
    Rio hanya menangis disamping tempat tidur Tiara, sambil mengusap lembut kening Tiara yang sedang tertidur setelah saya dan mas Rio paksa untuk minum obat dari apotek. Kasian mas Rio sudah dua hari ini dia hanya bolak - balik untuk mengetahiu kondisi Tiara. Terlihat jalas cinta dari mata mereka. Begitu beratnya mas Rio melepaskan Tiara, karena dia tinggal punya wakru 1 hari untuk melihat Tiara. dan setelah itu Tiara akan pulang dan tidak tahu kapan akan berjumpa kembali.

" Sayang,, Mas akan selalu ada untuk kamu. Mas akan jaga cinta kita, mas selalu sayang dan menunggu kapan kamu akan menerima mas kembali. Tolong jangan tinggalin mas, sayang. Mas g bisa jauh dari kamu. Tolong Tiara terima mas kembali. dan kita akan memulai semuanya dari awal!!. Ungkap mas Rio sambil menengis disamping tempat tidur Tiara.
Kemudia Tiara membuka matanya dengan perlahan dan meraih tangan Mas Rio.
" Jaga cinta kita ya mas, walaupun kita tak akan bersatu" ucap Tiara sambil tersenyum tipis dari bibirnya yang pucat dan berusaha tegar.
Mas Rio tidak bisa berkata apa-apa karena tangisnya. Saya yang berada diruangan itupun tidak bisa menahan air mata, sangat mengharukan. *Dan disaat menuliskan cerita ini pun saya masih meneteskan air mata. mengingat ketulusan cinta dan pengorban kedua insan ini.* maaf ya, saya memang cengeng.
" Kita akan bertemu di dunia yang kekal nanti sayang, percaya itu". Mas Rio masih dalam tangisnya dan mengecup lembut kening Tiara. Dan saya melihat Tiara pun meteskan air mata yang tidak bisa dia tahan lagi mendengar ucapan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar