Minggu, 22 September 2013

Menjelang kepergian Tiara

   Suasana pagi yang begitu nyaman membuat saya bergegas untuk bangun, karena teringat Tiara. Kebetulan hari ini saya libur jadi selesai mandi saya lengsung meluncur ketempat Tiara. Waktu itu pukul 8.30 pagi. Ternyata Tiara lagi sarapan, karena ada tawaran geratis saya pun langsung melahap nasi goreng buatan Tiara, karena kebetulan dia masih dalam suasana cuti. ( tapi emang Tiara rajin masak lho,,enak lagi hehehe ). Kalau kerja pun dia sempatin untuk masak dulu.
" Ra,, tadi malam kamu ketemu Rio ya?"
" Iya,, Rio sms ke kamu kan? aku mau cerita sama kamu ni bik jum"
" Mulai dah panggilan itu lagi,,, ayo-ayo ceritanya dimulai. ku mau dengar hahaha " Biar suasana tidak tegang.
" Mas Rio mau ngajak aku lari, meninggalkan keluarga, pekerjaan, sahabat, dan segalanya. dan kita akan memulai hidup baru yang mungkin berawal dijakarta."
" Terus-terus" sambil menyuapkan nasi goreng
" Terus??! yaa,, aku sedikit takut tapi boleh juga, jujur aku masih sayang banget sama Mas Rio. dan tak akan pernah tergantikan dengan yang lain, sekalipun aku akan menikah atau menemukan laki-laki lain. Mas Rio mendapatkan tempat yang paling indah di hati ku bik Jum.
" hmm,,, kamu yakin mau??"
" Begini, dia mau ikut ke agama ku tapi aku jelaskan kedia, dulu keluarga ku pernah ngomong walaupun Rio masuk islam mereka tak mau menerima pernikahan kami. itu lah yang aku jelaskan ke Rio. Naah dari itu Rio bilang kita hidup menjauh dari mereka dan memulai hidup baru tanpa siapa pun yang tau. Gila sih sebenarnya"
" Weleh Ra,,, aku cuman khawatir sama kamu. takut kenapa-napa. kalau tiba-tiba dia berubah pikiran siapa yang mau nolong kamu??"
" Aku yakin dengan cinta dan kasih sayangnya Rio yang sudah 6 tahun ini dia korbankan ke aku"
" Terus kamu mau ikutin ajakan Rio??"
" Itulah yang sulit bagiku, tanpa seorang ibu aku tak bisa melihat dunia dan bertemu Rio seperti sekarang, tapi malah sekarang aku harus ninggalin dia, apa itu bukan durhaka namanya?."
" Iya sih, terus kamu mau cari pacar baru "
" Bik Jum,, g semudah itu. Aku tidak akan mencari laki-laki lagi, biarlah jodoh itu datang sendiri dan memintaku untuk menjadi istri bukan pacar. Itupun kalau ada izin dari Tuhan"
" Aminnnn semoga jadi kenyataan ya nyot,,,"
" Tapi Riolah yang selalu dihati ini."
" Ra,, tolong kamu jaga kesehatan ya, aku g mau kamu kenapa-napa karena masalah ini. kasian,, mana badan mu udah turun lagi, g tega tau ngeliatnya."
" Biar aku mati demi dia Jum"
" Gila kau, terus kau pikir Rio akan tenang.? Tidak Ra"
Tiara terdiam dan menyeka air matanya, saya tau Tiara masih dalam suasana sedih sekarang. Dan saya tidak yakin kalau Tiara akan melupakan semua ini dengan cepat, dan mungkin dia sudah mati rasa dengan laki-laki lain selain mas Rio. Hadooohhh,,,, kasiaaan bagnet ngeliat kamu Tiara. Saya juga g tau harus bersikap gimana, semua keputusan ada ditangan mereka berdua. Tuhaaannnn,,,,
    
   Pikiran saya benar, semakin hari kesehatan Tiara semakin menurun. Dua minggu telah berlalu dari kejadian itu. Tiara tidak pernah bertemu Rio lagi tapi, mereka masih berkomunikasi melalui sms yang seringnya saya lihat. Tiara sudah tak memikirkan pekerjaannya lagi, karena tidak berkonsentrasi. Keadaan Tiara yang seperti ini terdengar ketelinga keluarganya di Pekan Baru. Tiara diminta untuk pulang dan meninggalkan pekerjaan oleh keluarganya. Pada minggu ke tiga Tiara mengambil keputusan untuk resign. Dan dia masih punya cuti 1 minggu untuk persiapan packing di dorm dan menyelesaikan segala administrasi di HRD tempat dia bekerja. Dan Tiga hari sebelum jadwal tiket pesawat, Rio datang dan menjenguk Tiara. Karena keadaan Tiara yang tidak memungkinkan untuk berkemas-kemas, Saya ambil cuti tiga hari untuk membantu Tiara di dorm dan mengurus makannya selama dia belum pulang ke kampungnya. Selama dua hari ini Rio hanya merawat Tiara dan ternyata dia pun ambil cuti hingga Tiara berangkat nanti. Tiara tidak mau diajak berobat, hanya mau beristirahat di kamar,"cukup dengan banyak minum". Kata Tiara. Padahal keadaanya sangat memprihatinkan. Saya juga bingung, karena Tiara tidak mau diajak check Up, untuk tau penyakitnya saja dia tidak mau. 
    Rio hanya menangis disamping tempat tidur Tiara, sambil mengusap lembut kening Tiara yang sedang tertidur setelah saya dan mas Rio paksa untuk minum obat dari apotek. Kasian mas Rio sudah dua hari ini dia hanya bolak - balik untuk mengetahiu kondisi Tiara. Terlihat jalas cinta dari mata mereka. Begitu beratnya mas Rio melepaskan Tiara, karena dia tinggal punya wakru 1 hari untuk melihat Tiara. dan setelah itu Tiara akan pulang dan tidak tahu kapan akan berjumpa kembali.

" Sayang,, Mas akan selalu ada untuk kamu. Mas akan jaga cinta kita, mas selalu sayang dan menunggu kapan kamu akan menerima mas kembali. Tolong jangan tinggalin mas, sayang. Mas g bisa jauh dari kamu. Tolong Tiara terima mas kembali. dan kita akan memulai semuanya dari awal!!. Ungkap mas Rio sambil menengis disamping tempat tidur Tiara.
Kemudia Tiara membuka matanya dengan perlahan dan meraih tangan Mas Rio.
" Jaga cinta kita ya mas, walaupun kita tak akan bersatu" ucap Tiara sambil tersenyum tipis dari bibirnya yang pucat dan berusaha tegar.
Mas Rio tidak bisa berkata apa-apa karena tangisnya. Saya yang berada diruangan itupun tidak bisa menahan air mata, sangat mengharukan. *Dan disaat menuliskan cerita ini pun saya masih meneteskan air mata. mengingat ketulusan cinta dan pengorban kedua insan ini.* maaf ya, saya memang cengeng.
" Kita akan bertemu di dunia yang kekal nanti sayang, percaya itu". Mas Rio masih dalam tangisnya dan mengecup lembut kening Tiara. Dan saya melihat Tiara pun meteskan air mata yang tidak bisa dia tahan lagi mendengar ucapan itu.

Selasa, 17 September 2013

masih tentang Tiara

     Saat malam tiba saya berpikir bagaimana caranya menyampaikan pesan dari Rio ke Tiara, tentang ajakannya yang tempo hari dibicarakn kesaya. Saya lupa,,,!!! ada pesan dari Rio untuk mengabarinya saat Tiara kembali. Bergegas saya ambil hp dan segera mengetik sms.
"Mlm mas, Tiara udah sampai tadi siang. Maaf bru ngabarin" pesan singkat ini saya kirim ke hp Rio.
" Iya makasih jumi, saya sudah sama Tiara. Maaf juga baru balas". Balas mas Rio
Weleh ni orang, udah ditunggu satu jam baru dibalas dan ternyata sudah sama Tiara lagi.
Akhirnya saya pun terlelap dikamar, karena lelah seharian jalan sama Tiara saya pun tidak membalas pesan dari mas Rio, dan mengurungkan niat untuk bertanya ke Tiara langsung. Ahhh,,, dari pada menimbulkan kecemasan yang berlebihan mending saya membentangkan kasur untuk merebahkan badan, sebelum tidur saya berharap akan bermimpi yang indah malam ini dan saya pengen banget punya hp baru,,, hahaha mudah-mudahan malam ini mimpi dibelikan hp baru. Tapi, siapa yang akan belikan saya hp yang saya mau??? saya juga tidak tahu.

                                      Hp impian saya,,, ini harus bisa                                       


  Berharap semoga besok akan mendapatkan kabar baik dari Tiara dari pertemuan mereka malam ini. Tapi khawatir dalam hati saya pasti ada, apa Tiara mau diajak kabur sama mas Rio? apa mas Rio berubah pikiran dan ikut keagama Tiara? atau mungkit mereka akan berpisah untuk selamanya?,, Entahlah, saya belum mendapat jawaban dari semua pertanyaan ini. Semoga mereka baik -  baik saja dan mendapat kan jalan terbaik dari masalah ini tanpa ada yang merasa tersakiti.




Kamis, 12 September 2013

Kangen - kengenan

    11 September 2013
 Tiada hari tanpa ketawa, tiada hari tanpa cerita. Kini teman - teman di Dorm Tiara merasa sepi semenjak ditinggal pergi 6 hari yang lalu, terlebih saya dan mantan pacarnya juga mungkin. Mantan pacarnya banyak becerita tentang angan - angan yang ingin dia wujudkan bersama Tiara, membuat saya selalu dan tambah rajin membalas sms darinya. yaa,, menghargai perasaan orang yang lagi penuh dengan kekecewaan.
Waktu 6 hari sangat lama terasa semenjak kepergian Sang Bintang Ketawa,,, Tiaraaa,,,,
Jam 15.10 Wib, Hp saya terdengar suara Angry bird, yang sengaja saya setting biar selalu kaget kalau ada sms masuk. 
" Bik jum, aku udah di Bis. sebentar lagi sampai. Aku tunggu kamu di Kamarku."
Tiarrraaaa,,, pekik ku dari kamar, seperti orang yang baru dengar pengumuman dapat mesin cuci. hehehe... iiihh ni anak manggilny g enak lagi. Masak panggilannya Bik Jum, aduh Raa... tega kamu ya. tunggu pembalasan ku.
" ok Onyot,,, aku segera meluncur nanti bersama Juda Qu.." Balas ku dengan girang karena balas mengejek dia dengan panggilan Onyot, yang artinya lelehan karet bisa juga dari plastik kayak ember atau sejenisnya lah yang dibakar, mengeras dan berubah bentuknya menjadi  keriput, lembek, bauk lagi. Hahaha bentar lagi pasti dia senyum.
" Awas ya,,, " Balas Tiara. Pasti dia tertawa ngakak ,,, hahahah,,,,
JudaQu itu adalah Sepeda kesayangan Saya, yang kurang lebih 2 Tahun ini menemani saya. Dan kalau adik saya datang Juda mulai berulah, mungkin dia takut melihat bobot Adik saya, kurang lebih 70 kg. waaaa,,, mana dia minta naik Sepeda lagi. Kaasian Juda,,, hiiiikkk....

Di belakang saya itu si Gendut ,,,,


    Heheheh,,,, ini lah kemesraan kami yang tertangkap kamera pinjaman. Dia sudah agak kurusan ini.

Saya langsung meluncur bersama Juda untuk menyambut kedatangan Tiara. Udah buru - buru, ngebut - ngebut, mau duluan dari Tiara nyampe, eeh malah dia sudah dikamar duluan. Ternyata dia sms itu saat dia sudah sampai dikamar. Lagi - lagi saya ditipu Tiara. "dasar TuTi ( Tukang Tipu )" umpat saya ke Tiara, yang lagi berdiri dan sedikit senyum di bibirnya, sambil melihat saya memarkir Juda. 
Saya langsung berlari memeluk Tiara, begitu juga dia
" aku kangen kamu Bik jum, maaf ya g ngabarin kamu" dengan nangis kecilnya, Tiara itu cengeng. Demennya meweeekkk terus.
" Sekali lagi kau panggil aku Bik Jum, aku acak-acak rambutmu." sambil ketawa.
Tiara masih kelihatan lelah, dan saya pun tak mungkin menceritakan niat mas Rio sekarang. 
" Eh besok kemu masuk ya Ra?" Tanya saya, karena menghitung kalau Tiara itu baru cuti 6 hari.
" Belum, masih ada waktu buat sama kamu.hehehe" ungkap Tiara dengan senyum manisnya.
Seharian itu dia bercerita tentang keluarganya, keadaan kampungnya yang sudah banyak perubahan dalam waktu 2 tahun dia tinggalkan. O ya, Tiara ini kemarin pulang ke Pekan Baru. Keluarga dan orang tuanya disana. Dia ini anak ketiga dari empat bersaudara. Tiara dari keluarga yang sangat sederhana, ayah nya bekerja sebagai pencari ikan dan ibunya mengurus adik yang masih sekolah. yaa kehidupan ekonomi keluarga Tiara sama seperti saya. Maaf saya ceritakan silsilah keluarga Tiara karena ada teman yang baca blog saya ini mau tau tentang Tiara dan keluarganya. Tiara anak yang tidak mau menyusahkan orang tuu, sama seperti saya hiiikkk,,,,
Saya sangat senang melihat kecerian Tiara bercerita tentang kampung kelahirannya itu. Cuma sekarang Tiara keliatan kurus,, ya alasan dia karena dirumah hanya sibuk jalan - jalan, sehingga lupa makan, hmm entahlah. Tiara Tiara,,, kelihatan besarnya cintamu untuk mas Rio, sehingga badan mu jadi kering begini. Semoga semuanya baik-baik saja. Sorenya kami pun masak bersama, dan makan berdua. Akhirnya, masa ini datang kembali. Mudah-mudah tak kehilangan Sahabat ku ini lagi ya Allah,, amiiiinnnn.



Jumat, 06 September 2013

Kehilangan

     Setelah 2 hari kemudian, saya memaksakan untuk menjenguk Tiara yang sudah 1 hari ini tidak ada kabar. Tau kan siapa Tiara??,, Baca disini. Saya sms juga g ada balasan, kuatir, takut terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Setelah 3 kali saya panggil Tiara, keluarlah kawannya, dari kamar sebelah.
"Tiaranya g ada mba, baru tadi pagi pulang kampung." Kata temannya.
Saya terdiam dan berpikir, apakah tiara cuti? apakah dia berhenti kerja? ataukah dia kabur??
"oh,, iya makasih yaaa,,," Saya pun pulang dengan terus melihat layar hp berharap ada kabar dari Tiara,,
aduuh Tiara kenapa kamu menghilang begini, g ada kabar lagi. Apa mungkin saya bertanya kemantan pacarnya yang baru 3 hari, g mungkin!!!! ini akan menambah masalah.
Setelah satu jam kemudian hp saya berbunyi,
" Neng, maaf ku g ngabarin kamu kalau aku pulang kampung, ku g mau ngerepotin kamu. makasih banyak ya,, kamu hati2 ya...aku baru saja nyampe rumah." pesan singakat dari Tiara. sedikit tenang saya terima pesannya walaupun masih penuh tanda tanya.
" Kamu g kerja lagi? atau kamu ngambil cuti? kamu baik2 aja kan Ra?" bertubi-tubi saya lontarkan pertanyaan.
" ku masih kerja, lagi cuti aja 1 minggu, ku mau nenangin diri dulu dirumah." balas Tiara
" o,,, ya sudah kamu istirahat dulu, jangan lupa kabarin aku ya. salam untuk keluargamu." pesan saya untuk Tiara. Sedikit lega setelah mendapatkan kabar ini.

   Emapat hari kemudian, ada pesan di hp saya,
" jumi, kamu bisa ketemu saya sore ini sebentar saja, ada hal yang ingin dibicarakan." ternyata isi pesan ini dari mantannya Tiara. Saya langsung garuk-garuk kepala, ada apa ini enggak biasanya Rio ( mantan pacar Tiara ) mengerim pesan seserius ini.
" Nanti saya kabarin ya mas." Balas saya. Saya agak bingung mau jawab iya atau tidak.
Selama Tiara pulang kampung saya merasa sangat kehilangan, ditambah lagi tiara g mau diajak telponan dan sms pun sekedarnya saja. Sungguh sangat kehilangan dengan sosok dia yang periang dan banyak bicara. Biasanya kita sering menghabiskan waktu bersama dikamar saya. Ingin rasanya memutar waktu untuk menikmati kebahagian dalam kebersamaan kita,,,
Tiaraa... Cepat pulang, jangan kamu larut dalam kesedihanmu.. Rintih dalam hati saya, sambil menitikkan air mata. Baru kali ini saya bener-benar tidak kuat ditinggal oleh sahabat, karena memang dengan Tiara saya mendapatkan arti sahabat yang sebenarnya.
 


Inilah tulisan yang saya buat, dan sengaja saya tempelkan didepan pintu kamar Tiara, yaaa,,, hanya sebagai pelepas rindu dengan harapan Tiara dalam keadaan baik-baik saja.

   Kamis, sekitar pukul 17.30
" Mas Rio dimana? Saya tunggu di tempat biasa kita ngenet bareng Tiara ya,, makasih." Pesan saya kirim ke no hp mas Rio, yang tadi janjian untuk ngajak saya ketemuan dan kebetulan saya baru pulang kerja jam 5 sore.
" ok." Balas mas Rio.
Setelah terima pesan terakhir saya pun langsung berangkat ke tempat tujuan.
Ternyata mas Rio sudah disana duduk, dan kelihatan sekali wajahnya yang kucel, tidak seperti dulu.
saya langsung menghampiri.
"Maaf mas, udah lama nunggu ya?."Tanya saya
" Mas udah dari tadi disini, lagi pengen aja duduk disini.
"Emang ada apa mas ngajak saya ketemuan?"
"Begini jumi,,, jujur mas masih sangat sayang sama Tiara dan sampai saat ini pun mas g bisa melupakan dia, malah semua kenangan sama dia semakin jelas didepan mata mas. Setiap malam masih saja tak bisa tidur, badan pun jadi kurus gini, cuma liat photonya yang nempel dilemari baju mas."
"Terus mau ngapain lagi sekarang, kalian pisahkan karena perbedaan agama mas, bukan karena ada orang ketiga atau pertengkaran. jadi ya wajar saja rasa sayang itu masih ada. Karena kalian masih saling sayang." Saya betul-betul bingung dengan keadaan mereka berdua, karena memang masih ada cinta dihati masing-masing yang membuat mereka berat untuk saling melupakan.
"Mas tau Tiara pulang kekampung, dari teman, dan mas pengen ketemu Tiara setibanya dia disini nanti." Mata mas Rio berkaca-kaca. terlihat jelas
" Mas mau bilang apa ke Tiara? tanya saya
" Mas mau bawa Tiara pergi dari sini, kesuatu tempat yang mana hanya kami berdua dan memulai hidup baru." ungkap mas Rio dengan penuh keyakinan,
Saya langsung kaget luar biasa dan serasa berhenti detak jantung.
" Kok bisa mas berfikiran seperti ini? bagaimana dengan keluarga mas dan Tiara? " Tanyaku dengan penuh kebingungan. Ya Allah bagaimana ini,,,
" Ya justru itu mas mau ngomong ke Tiara, tapi kalau dari mas pribadi sudah tidak memikirkan siapa-siapa jum, yang ada sekarang hanya Tiara. mas lakukan semuanya demi Tiara, dan mas punya keyakinan bahwa hidup dengan Tiara akan bahagia selamanya."
Saya terdiam seolah-olah hanya sebagai pendengar, serasa bergema kata-kata itu dikuping saya, tak mampu berkata apa-apa. Mas Rio sangat yakin dengan perkataannya.
" Makasih ya jum sudah mau ketemu sama mas, mas cuma minta tolong kamu untuk merahasiakan rencana mas ini dari keluarga dan teman Tiara sebelum mas sendiri ketemu dia. Dan kabari mas ya kalau Tiara sudah pulang".
" Iya mas, InsyaAllah. nanti kalau emang Tiara sudah disini tak kabari ya."
Kemudian Saya pun pamit pulang karena adzan magrib sudah terdengar, g enak masih nongkrong saja. Saya meninggalkan mas Rio yang belum juga beranjak dan memandangi layar hpnya yang terpampang muka Tiara dilayar depannya. Jujur saya tidak kuat, dan saya benar - benar berada dan menjadi bagian dalam cerita cinta mereka yang serasa saya sedang menonton sebuah film cinta yang penuh pertentangan.



Rabu, 04 September 2013

Tangisan Tiara Sayang,


 20, Aug 2013
   Tak pernah terbayangkan nasibmu akan begini kawan, cerita yang selama ini ku dengar begitu indah dan kamu selalu bercerita penuh senyum dan tawa, namun sekarang ceritamu penuh air mata dan kesedihan. Sedihmu bisa ku rasakan kawan, perih hati mu terlihat dari tatapan mata mu. Tabahlah, pasti ada jalan dan kekuatan untukmu.
Maaf, kisah ini benar adanya. Teman saya panggil saja Tiara,
"hari ini aku sedih banget neng" kata Tiara sambil menghapus air matanya
"aku tau, dan aku ngerti apa yang kamu rasakan, jangan nangis ya,, karena nanti aku juga ikut nangis, heheh " hibur ku kepada Tiara.
"Hari ini aku harus mengakhiri hubungan yang selama 6 tahun kujalani, berat rasanya. aku g tau apa aku bisa terus kedepan lebih baik atau terus meredup seperti ini" ungkap Tiara
"Tiara,,, kamu harus sabar, apa yang kamu lakukan sekarang adalah jalan terbaik. Dan resikonya ya kamu harus menahan rasa sakit oleh kenangan mu bersama dia, jangan kamu sesali semua ini!!". Pintaku kepada Tiara.

Saya sangat dekat dengan Tiara, seperti saudara sendiri. Kemana-mana kami selalu bersama, hingga masalah  pacar pun kita sering curhat. dan saya sangat mengenal mereka berdua ( Tiara dan pacarnya ). Mereka telah menjalin hubungan selama kurang lebih 6 tahun. Memang dari awal hubungan itu sudah ada resikonya, mereka beda keyakinan, namun kebesaran cinta yang membuat mereka bertahan selama ini. Sebenarnya Tiara tidak cukup kuat untuk melakukan semua ini, meninggalkan orang yang sangat dia sayangi, yang menemani hari2nya. Tapi dia harus cepat mengambil keputusan, sebelum semakin lama semakin dekat  dan terus dengan keyakinan masing-masing.
"Ra,,, jangan nangis lagi ya,,, Tolong. Apa kamu sudah nanya, apakah dia mau ikut ke agamamu?"
Tiara belum cerita bahwa dia akan mutusin pacarnya sekarang, cuma selama ini hanya mengeluh, karena kuatir dengan hubungan mereka yang beda keyakinan.
" aku sudah nanya, tapi dia bilang tak bisa meninggalkan agamanya terlebih minta izin ke orang tuanya, dia g sanggup. aku g tahu harus gimana lagi" 
" yang penting sekarang kamu sudah ngomong baik2 sama dia dan dia juga sudah tahu alasan untuk keputusan mu. Apa tanggapan dia Ra?"
" Dia nangis saat aku minta putus, g kuat ku liatnya .Dia bisa terima tapi ku tahu hatinya berat, sama dengan apa yang ku rasakan. Aku putuskan untuk lebih banyak ngomongin masalah ini lewat telpon, karena g tega liat dia" Tiara semakin menjadi nangisnya,, mungkin karena dia teringat kenangan selama bersama.

  " Aku tak pernah meminta apapun yang lebih beharga dari hati nya, kebersamaan yang selama ini kami jalani adalah kenangan yang sangat indah bagiku, tak akan tergantikan dengan apapun. Aku tak pernah melihat kemarahan yang besar kepada ku kecuali dia yang akan memaki orang kalau aku disakiti atau ada orang yang menghina aku. hehee,,, dia itu sungguh unik. Orangnya cuek tapi kalau melihat aku sedih atau nangis karena diejek orang, atau karena masalah dengan teman dia langsung panik, dan terus mencari orang itu untuk dimarah-marahi. hmmm,,,, Dia juga mengajari ku untuk selalu menggunakan uang untuk yang paling kita butuhkan dahulu, dan jangan sekali-kali mencoba pinjam uang dengan rentenir atau apapun yang bersifat bunga kecuali Bank, itu pun boleh kalau terpaksa. Banyak nasehat, pelajaran yang aku dapat dari dia, orangnya selalu ceria dalam hari2 walaupun g ada uang, sabar mengahadapi aku kalau lagi marah. yaaahhh,,, itulah pribadi yang selalu membuat aku tenang, nyaman, dia jugalah orang yang selalu mengingatkan aku dengan hari kelahiranku. apa pun keadaannya dia tak akan lupa dan selalu dirayakan. Selalu tersedia kado untuk ku sekecil apapun itu.,,, kini semua itu hanya tinggal kenangan. Ya Allah kuatkan akuuu,,,," Tangis Tiara semakin menjadi setelah dia selesai menceritaka semua kenangan yang selama ini dia jalani bersama orang yang dia sayang. Hati saya semakin tidak kuat melihat keadaan Tiara dan membuat saya meneteskan air mata melihat kesedihan yang dia rasakan sekarang. Saya tak bisa berkata apa2 hanya memeluk erat tubuh Tiara yang terus bergetar karena tangisannya.
Tiara mulai lelah dengan tangisannya, dan memintaku untuk meninggalkannya sendirian dikamar. Dengan berat hati saya tinggalkan Tiara yang masih dalam kesedihan seperti ini.
Dia jauh berubah sekarang, wajahnya tidak seceria dulu, "jangan lupa sholat Tiara, banyaklah berdo'a" ungkap saya kepada tiara, untuk menguatkan hatinya, "iya,, makasih ya" jawabnya dengan anggukan dan senyum berat dari balik pintu yang kemudian perlahan dia tutup. Dengan berat saya melangkah pulang, seolah memberikan waktu untuk tiara beristirahat, walaupun saya yakin dia hanya akan terus menangis dalam kesendiriannya. " tabah kawan, Allah tau jalan sebenarnya" Do'a dalam hati saya.